Kamis, 29 Maret 2012

OJIGI



1. Pengertian ojigi


Ojigi adalah salah satu kegiatan dalam budaya orang Jepang untuk melakukan penghormatan bagi orang lainnya/sesuatu dengan cara membungkukkan diri.

Ada dua jenis ojigi :

1. ritsurei (立礼) yaitu ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan.

2. zarei (座礼).adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk.

Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3, semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan:

1. saikeirei (最敬礼),adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih

2. keirei (敬礼), yaitu badan dibungkukkan sekitar 30-45 derajat

3. eshaku (会釈), adalah membungkukkan badan sekitar 15-30 derajat

Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam.

Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia datang ke Jepang atau baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat

2. Tata cara ojigi

Berdiri dengan sikap sempurna seperti dalam baris berbaris di hadapan orang/sekelompok orang atau benda, kemudian tundukkan/condongkan tubuh mulai dari pinggang ke atas sehingga dapat ditarik garis lurus mulai dari kepala hingga pinggang secara horisontal

Lakukanlah berulang-ulang untuk dapat menghayati orang Jepang melakukannya.

3. Waktu melakukan ojigi

Beberapa kondisi dalam melakukan ojigi :

- Saat memperkenalkan diri

- Saat meminta maaf

- Saat membalas ojigi, dll









Orang Jepang biasanya jauh lebih sering meminta maaf dibandingkan dengan orang-orang dari negara lain. Ini mungkin hasil dari budaya mereka yang terkenal disiplin dan selalu menjunjung tinggi kejujuran dan menghormati mereka yang lebih tua.

Berikut adalah beberapa kata yang digunakan untuk meminta maaf.


1. Sumimasen (すみません)

Ini mungkin adalah kata yang paling umum digunakan untuk meminta maaf. Beberapa orang melafalkannya dengan kata “Suimasen (すいません)”.


Kata “Sumimasen” dapat digunakan dalam situasi yang berbeda-beda (seperti ketika kita meminta sesuatu, ketika mengucapkan terima kasih kepada seseorang, dll) tergantung kata ini dipakai dalam kalimat apa. Jika kita meminta maaf karena sesuatu telah dilakukan, “Sumimasen deshita (すみません でした)” dapat digunakan.


2. Moushiwake arimasen (申し訳ありません)


Kata ini digunakan dalam situasi yang sangat formal. Digunakan jika kita berbicara dengan atasan. Jika kita meminta maaf bahwa sesuatu telah dilakukan, “Moushiwake arimasen deshita (申し訳ありませんでした)” dapat digunakan. Seperti “Sumimasen”, “Moushiwake arimasen” juga bisa dipakai untuk mengekspresikan rasa terima kasih kita.


3. Shitsurei shimashita (失礼しました)


Kata ini juga merupakan ekspresi formal, tetapi tidak menunjukkan sekuat kata “Moushiwake arimasen”.


4. Gomennasai (ごめんなさい)


Nah, kata ini mungkin yang paling umum dipakai orang Jepang dan juga non-Jepang. Tidak seperti “Sumimasen”, kata “Gomennasai” khusus dipakai hanya untuk meminta maaf. Karena kurang formal dan memiliki sifat sedikit kekanak-kanakan, kata ini tidak boleh dipakai kepada atasan atau orang yang jauh lebih tua dari kita (kecuali ada hubungan keluarga).


5. Shitsurei (失礼)


Kata non-formal. Sebagian besar digunakan oleh pria. Kata ini juga dapat digunakan sebagai ucapan “Permisi”.


6. Doumo (どうも)


Kata non-formal. “Doumo sumimasen” artinya maaf. Kata ini juga dapat digunakan sebagai ucapan “Terima kasih” jika digabung “doumo arigatou”.


7. Gomen (ごめん)


Kata yang sangat non-formal, kependekannya dari “Gomennasai”. Biasa ditambahkan partikel akhiran “Gomen ne (ごめんね, diucapkan oleh perempuan atau anak-anak)” atau “Gomen na (ごめんな, diucapkan oleh laki-laki). Kata ini hanya digunakan dengan teman dekat atau anggota keluarga.

2 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...